Bengkel Khusus Transmisi Matic Toyota Avanza
Bengkel Khusus Transmisi Matic Toyota Avanza di Bandung
kami ex dealer resmi, transmisi matic mobil toyota anda bermasalah jangan ragu untuk hub kami di
0812-9279-964 MURAH DAN BERGARANSI
Hampir Toyota avanza yg datang ke bengkel kami dengan matic jenis ini adalah trobel di bagian mundurnya,,
seperti
delayy..ada jeda beberapa detik
lost namun tiba2 disertai hentakan mundur
tidak bisa mundur sama sekali
Mobil bertransmisi otomatis mengalami peningkatan sangat drastis dibanding satu dekade lalu. Kalau dulunya transmisi otomatis seolah milik mobil mewah,
saat ini bahkan pabrikan mobil kelas menengah bisa mengklaim penjualan varian transmisi otomatis mencapai 80% dari total, Toyota Avanza tak mau ketinggalan, adalah varian mesin terlaris
Toyota Avanza adalah produk costumer oriented yang dikembangkan dan diproduksi untuk memenuhi kebutuhan pasar di dalam negeri. Serangkaian survei dilakukan untuk memastikan seperti apa sebetulnya kebutuhan masyarakat Indonesia.
Untuk memastikan hal itu, Toyota turun ke lapangan hingga pelosok daerah
kami ex dealer resmi, transmisi matic mobil toyota anda bermasalah jangan ragu untuk hub kami di
0812-9279-964 MURAH DAN BERGARANSI
Hampir Toyota avanza yg datang ke bengkel kami dengan matic jenis ini adalah trobel di bagian mundurnya,,
seperti
delayy..ada jeda beberapa detik
lost namun tiba2 disertai hentakan mundur
tidak bisa mundur sama sekali
Mobil bertransmisi otomatis mengalami peningkatan sangat drastis dibanding satu dekade lalu. Kalau dulunya transmisi otomatis seolah milik mobil mewah,
saat ini bahkan pabrikan mobil kelas menengah bisa mengklaim penjualan varian transmisi otomatis mencapai 80% dari total, Toyota Avanza tak mau ketinggalan, adalah varian mesin terlaris
Toyota Avanza adalah produk costumer oriented yang dikembangkan dan diproduksi untuk memenuhi kebutuhan pasar di dalam negeri. Serangkaian survei dilakukan untuk memastikan seperti apa sebetulnya kebutuhan masyarakat Indonesia.
Untuk memastikan hal itu, Toyota turun ke lapangan hingga pelosok daerah
Cara Pengoprasian Transmisi Matic TOYOTA
Kendaraan Toyota di Indonesia pada dasarnya memiliki 2 tipe. Line Type dan Gate Type. Namun model terakhir yang menggunakan Line Type adalah Avanza tahun 2006. Kendaraan Toyota di Indonesia sekarang menggunakan tipe transmisi Gate Type. Tipe transmisi Gate type ini memiliki alur yang berkelok untuk menghindari kesalahan pengemudi memposisikan tuas transmisi. Tipe transmisi ini pada dasarnya memiliki kode P,R,N,D-3,2,L meskipun ada beberapa tipe kendaraan yang hanya memiliki beberapa kode sesuai dengan fungsi kendaraanya.
Yuk, kita simak pembahasan mengenai fungsi masing masing kode transmisi otomatis dan cara penggunaannya dibawah ini:
1. P (park/parkir). Pada saat tuas transmisi otomatis berada/digeser ke posisi P, memungkinkan mesin mobil dihidupkan (run) tanpa mobil berjalan karena sistem pengunci parkir bekerja (parking lock assembly).
Pada posisi P ini, tekanan oli yang terbangun dalam transmisi, akan langsung dikembalikan ke bak penampungan. Belum bekerja menggerakkan serangkaian alat kontrol penggerak transmisi (control devices). Produsen transmisi otomatis mempertimbangkan berbagai aspek keselamatan pengendara. Misalnya, mesin mobil hanya bisa dihidupkan saat tuas ada di posisi P atau N (neutral).
Bayangkan apa jadinya, bila di semua pilihan moda transmisi, mesin mobil bisa dihidupkan. Begitu mobil distarter, langsung jalan. Sangat berbahaya. Untuk lebih aman, pada saat parkir, pastikan tuas transmisi ada di posisi P, menghindari mobil meluncur sendiri, tanpa dikehendaki.
2. R (reverse/mundur). Memungkinkan mobil berjalan mundur. Kebanyakan mobil A/T, akan terasa entakan ketika kita menggeser tuas transmisi dari posisi P ke R. Ini akibat terjadi peningkatan tekanan oli dalam sistem hidrolis dalam ruang transmisi. Peningkatan tekanan oli ini, atau yang dikenal dengan istilah booster, bertujuan meningkatkan daya cengkeram-mekanik pelat kopling dengan pelat baja dalam sistem transmisi otomatis. Tujuannya untuk menghindari slip kopling saat terjadi perpindahan torsi dari mesin ke roda penggerak.
3. N (neutral/netral). Pada saat tuas transmisi otomatis digeser ke posisi N, memungkinkan mesin mobil hidup tanpa mobil bisa berjalan. Biasanya, posisi N dipilih pada saat pengendara ingin mobil berhenti sejenak. Misalnya pada saat lampu lalu lintas menyala merah. Selain menghemat kampas rem dan kampas kopling/pelat baja, menggeser tuas ke posisi N lebih aman, mencegah mobil nyelonong tanpa dikehendaki. Posisi N juga bisa dipilih saat mobil parkir paralel. Sama saat tuas di posisi P, pada saat di posisi N, umumnya mesin mobil bisa dihidupkan.
4. D (drive). Tuas transmisi di posisi D, memungkinkan mobil berjalan/melaju dengan perpindahan kecepatan berlangsung secara otomatis, mulai dari gear 1st umumnya sampai gear 3rd (gear 3rd dengan rasio gear 1 : 1). Perpindahan kecepatan secara otomatis tanpa harus menginjak pedal kopling, layaknya mobil bertrasnamisi manual.
Pada saat tuas di posisi D, perpindahan kecepatan-otomatis akan terjadi hanya dengan menekan pedal gas. Perpindahan kecepatan terjadi seiring peningkatan kecepatan mobil yang dimonitor oleh sensor kecepatan mobil (vehicle speed sensor/VSS). Posisi tuas di D, memungkinkan kendaraan berakselerasi.
Caranya tinggal menekan pedal gas lebih dalam. Maka secara otomatis rasio gear akan turun satu tingkat. Bila semula gear rasio ada di posisi 4th, turun ke 3rd, dari 3rd turun ke 2nd, dan dari 2nd turun ke 1st. Akselerasi diperlukan saat hendak mendahului kendaraan lain atau saat akan memacu mobil lebih cepat.
Pada saat pedal gas ditekan, tegangan listrik yang diatur throttle position sensor (TPS) memberi sinyal ke sistem elektronik transmisi otomatis (transmission control unit/TCU atau powertrain control module/PCM) untuk mengalihkan tekanan oli ke posisi gear yang lebih rendah, sehingga akselerasi terjadi.
Rasio gear akan kembali meningkat, ketika laju kendaraan seperti yang dimonitor VSS mencapai kecepatan tertentu. Setiap kendaraan, rasionya berbeda-beda, diatur secara terkomputerisasi oleh TCU/PCM.
5. D-3 atau overdrive/OD. Banyak pengemudi mobil transmisi otomatis yang belum paham fungsi moda yang satu ini. Padahal, fungsinya sederhana. Pada saat tuas transmisi digeser ke posisi D-3, atau pada beberapa jenis mobil, saat tombol OD yang ada di tuas transmisi diaktifkan, memungkinkan terjadi perpindahan rasio gear dari 1st ke OD, sehingga hemat bahan bakar dan mengurangi emisi gas buang.
Posisi gear D-3 atau OD, juga memungkinkan membatasi perpindahan percepatan mobil maksimum pada gear 3rd. Umumnya moda D-3 atau OD terasa fungsinya ketika mobil melaju dengan kecepatan di atas 60 kilometer per jam.
Coba saja, geser tuas transmisi ke posisi D lalu injak pedal gas sampai mobil melaju dengan kecepatan di atas 60 km per jam. Ketika sampai di kecepatan kisaran 60 km per jam, umumnya tingkat percepatan mobil mencapai 4th. Tekan tombol OD atau geser tuas ke D-3. Maka, gear rasio akan langsung turun ke posisi 3rd, dan tertahan di 3rd (tidak mau kembali secara otomatis ke 4th), sekalipun pedal gas diinjak lebih dalam.
Moda D-3 atau OD sangat membantu saat kita hendak berakselerasi tanpa harus menginjak pedal gas lebih dalam, atau saat akan menyalip kendaraan lain. Tapi jangan lupa, setelah mobil lain terlampaui, geser kembali tuas ke posisi D atau non aktifkan kembali tombol OD.
Ada yang kerap bertanya, bagaimana sistem pengamanan dalam mobil transmisi otomatis? Bagaimana jadinya, kalau tanpa sengaja tuas transmisi yang semula di D, kesenggol dan geser ke N atau bahkan R? Jangan khawatir, produsen transmisi otomatis sudah mempertimbangkan itu.
Kalau tuas geser ke posisi yang tidak dikehendaki, maka sistem komputer transmisi otomatis mobil yang dikendalikan TCU/PCM secara otomatis akan mengeset sistem dalam moda N atau netral. Sistem dirancang untuk mencegah kehancuran transmisi otomatis.
6. Intermediate (2 atau D-2). Posisi tuas di 2, memungkinkan mencegah beroperasinya kecepatan atau gear yang lebih tinggi. Dengan kata lain, ketika tuas digeser ke 2, transmisi akan bekerja secara otomatis pada gear 1st dan 2st, serta membatasi perpindahan ke gear 3rd.
Selain itu juga secara mekanis mengaktifkan compression breaking atau yang pada mobil manual acap kali disebut engine breaking. Fungsinya, saat mobil melaju diturunan, transmisi otomatis akan membantu menahan laju mobil. Harap diingat, setelah melintasi jalan normal, geser kembali tuas ke D.
Pengaktifan compression breaking yang terlalu lama, membuat oli transmisi dan transmisi cepat panas. Oli transmisi juga cepat kotor, sehingga usia pakai oli lebih singkat. Karena membatasi gear maksimum di posisi 2nd, maka sangat membantu mobil saat melaju di tanjakan yang cukup tajam dan panjang. Bisa menahan torsi mesin pada tingkat yang diinginkan.
7. L (low). Tidak jauh berbeda dengan 2, moda L bekerja untuk membatasi tingkat kecepatan kendaraan pada gear 1st. Karena bertahan di gear 1st, maka sangat efektif digunakan pada saat mobil melintasi tanjakan atau turunan terjal. Karena mobil cukup tenaganya, memungkinkan melintas di medan yang sulit sekalipun. Bila jalanan normal, jangan lupas geser lagi tuas ke D.
Memahami cara kerja dan penggunaan transmisi otomatis secara benar tidak saja mengemudikan mobil bertransmisi otomatis menjadi lebih nyaman, tetapi juga hemat bahan bakar.
KM Bengkel
Alamat : Jl. Nawawi No.16 (Blk SPBU Area Jend. Sudirman Bandung)
Telp/Sms/Wa : 0812-9279-964
KM Bengkel
Alamat : Jl. Nawawi No.16 (Blk SPBU Area Jend. Sudirman Bandung)
Telp/Sms/Wa : 0812-9279-964